Premier League : Memperbaharui atau Menghancurkan Sepakbola Inggris ?

Premier League : Memperbaharui atau Menghancurkan Sepakbola Inggris ?
Premier League : Memperbaharui atau Menghancurkan Sepakbola Inggris ?, – Banyak dari kita merupakan penonton dan penikmat sepakbola Inggris sejak dari era Premier League, bahkan sebagian besar hanya mengetahui sepakbola Inggris adalah Premier League. Sebelum Premier League ? hanya masa lalu yang tidak perlu dibahas. Mari melakukan sedikit penelitian dan memikirkan secara matang, apakah kelahiran Premier League di tahun 1992 memperbaharui sepakbola Inggris atau malah menghancurkannya ?

Sepakbola Inggris mencapai puncak kejayaannya justru dimasa sebelum kelahiran Premier League, kala itu kompetisi tertinggi sepakbola Inggris masih bernama Divisi satu. Dekade 1970 hingga 1980-an merupakan puncak berjayanya klub-klub asal Inggris di Eropa. Liverpool menyabet tiga gelar European Cup ( kini liga Champions ) dan Aston Villa sekali.

Namun kesuksesan tersebut juga di ikuti dengan jumlah hooliganisme yang meningkat pesat. Sejumlah pengrusakan, masuk tanpa tiket dan huru hara yang dilakukan oleh ulah oknum tidak bertanggung jawab ini menimbulkan masalah di persepakbolaan Inggris.

Bahkan oleh FIFA di tahun 1975 menyebutkan bahwa Hooliganisme adalah penyakit. Di tahun 1980, Editor “Times” Nicholas Keith menuliskan ” “if we do not (do something) there is a real danger that football will die for lack of support, because only thugs will go to watch it… Football is sick, it may be terminal”

Namun seluruhnya masih terus berlangsung, tidak adanya perubahan yang terjadi membuat malapetaka. Tahun 1985, fans Liverpool terlibat bentrok dengan suporter Juventus pada kejuaraan final European Cup ( kini liga Champions ) di Heysel Stadium, Belgia. 39 fans terbunuh dalam insiden berdarah tersebut dan klub-klub Inggris mendapatkan sanksi tegas dari UEFA, dilarang berkompetisi di kejuaraan Eropa selamat 6 tahun yang kemudian direduksi menjadi 5 tahun.

Kemudian terjadi lagi peristiwa memilukan, pada 16 April 1989 dalam pertandingan semifinal Piala FA di stadion Hillsborough, Sheffield, 96 orang meninggal dunia. Seluruh mata dunia tertuju ke sepakbola Inggris, apa yang sebenarnya terjadi ?

Peristiwa yang terakhir, akhirnya terjawab baru-baru ini ditahun 2016. Peristiwa tersebut terjadi akibat kurang kompetennya pihak penyelenggara dan petugas keamanan. Namun di masa itu seluruh mata dunia menuduh fans dan suporter sebagai dalang kejadian tersebut.

Sejak itu sepakbola Inggris berbenah, seluruh stadion di Inggris diharuskan menggunakan tempat duduk dan kamera CCTV ditanamkan diseluruh penjuru stadion untuk mengidentifikasi akar dari hooliganisme.

Banyaknya jumlah siar dan hak siar televisi dalam sepakbola liga Inggris akhir-akhir ini merupakan perkembangan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Rupert Murdoch dan perusahaannya BskyB television memberikan klausul dan gebrakan baru untuk hak siar televisi yang jauh lebih menarik bagi klub-klub divisi utama.

Pada masa itu bukan rahasia lagi kalau klub-klub divisi satu liga Inggris sudah tidak puas atas pembagian mereka dari hak siar, saat itu pembagiannya adalah klub-klub divisi utama harus membagi jumlah pendapatan mereka kepada 92 tim dari Football League.

Sejak tahun 1980-an sebenarnya, ketidak puasan klub-klub First division sudah menyeruak, bahkan di tahun 1988 sejumlah klub terutama di komandoi oleh 10 tim terbesar saat itu sudah mengancam pihak Football League untuk membuat liga tandingan ” Super League” demi mendapatkan jatah hak siar televisi yang lebih besar.

BskyB yang menyatakan kesediaannya untuk menyiarkan secara langsung seluruh pertandingan sepakbola Inggris, kala itu hanya mendapat saingan dari ITV dan BBC, Football League mendapatkan ancaman serius menyangkut kelangsungan liga yang dikelolanya.

Di tahun 1991, Arsenal, Manchester United, Liverpool, Everton dan Tottenham Hotspur ( lima klub terbaik kala itu ) memenangkan gugatan mereka terhadap Football League. Gugatan tersebut memenangkan mereka untuk dapat bernegosiasi dengan pihak penyiaran televisi secara langsung.

Di tahun yang sama FA sebagai badan sepakbola Inggris, akhirnya mengeluarkan rencana pendirian liga baru yang terdiri dari 18 tim Super League. The Football League yang selama ini menjadi penyelenggara kompetisi sepakbola di Inggris menolak ide tersebut.  Namun di bulan Juni 1991, 16 dari 22 klub yang bermain di divisi satu menyatakan setuju untuk bergabung dengan ” Premier League “.

Di bulan September jumlahnya bertambah, setelah ke 22 klub divisi satu liga Inggris menyatakan bersedia keluar dan bergabung dengan ” FA Premier League “

Musim 1991/1992 merupakan musim terakhir divisi utama Inggris / first division. Musim yang ke 112 divisi kasta tertinggi sepakbola Inggris tersebut melibatkan pertarungan sengit antara rival lama Leeds United dengan Manchester United. Leeds United kala itu diperkuat oleh pemain Prancis Eric Cantona juga Gordon Strachan, Gary Speed, Gary Mcallister, dan Lee Chapman.

Musim tersebut menjadi yang terakhir kalinya Leeds United mampu meraih gelar juara dan juga manager asal Inggris terakhir yang mampu menjadi juara. Di masa mendatang di era Premier League, Leeds United nantinya tidak akan mengalami masa-masa indah seperti musim 1991/1992 lagi.

Musim 1992/1993 menjadi musim yang pertama berlangsungnya “FA Premier League” yang awalnya di ikuti oleh 22 klub. Rencananya jumlah klub ini akan dikurangi menjadi hanya 20 klub saja hingga akhir musim 1994/1995.

Manchester United menjadi klub awal yang mendominasi premier league. MU harus menunggu hingga 26 tahun untuk mendapatkan gelarnya yang pertama bersama manager asal Skotlandia Alex Ferguson yang juga harus menunggu selama 7 tahun untuk mendapatkan gelar.

Dan setelahnya seperti yang sudah kita ketahui, Manchester United mendominasi premier league dengan raihan total 13 gelar, sisanya didapatkan oleh tim lainnya seperti Arsenal, Chelsea, Manchester City, Blackburn Rovers dan Newcastle United.

Jadi begitulah awal dari Premier League yang kita kenal seperti sekarang ini. Kembali pertanyaan mengemuka, apakah kelahiran dari Premier League ini menjadi titik balik baru untuk sepakbola Inggris atau malah menghancurkannya ?

Salah satu faktor FA memberikan restu atas pendirian Premier League yang bisa dikategorikan sebagai breakaway league ini adalah menimbang tim nasional Inggris kedepannya. Mereka berkeinginan untuk membangun dan memiliki tim nas yang lebih baik kedepannya.

Namun justru menjadi ironi ketika melihat tim nasional Inggris di kemudian hari, yang justru menjadi sasaran tembak dari para kritikus premier league. Sebagai perbandingan di bulan November 2015 terdapat sedikitnya 1717 pemain asing yang memulai petualangannya di tanah Inggris.

99 negara berbeda memiliki pemain yang berpartisipasi di seluruh liga Inggris total 47 klub yang berbeda. Chelsea menjadi tim terdepan dalam urusan pemain asing ini dengan jumlah 131, West Ham secara mengejutkan berada di peringkat kedua dengan 117. Prancis menjadi negara penyumbang pemain terbesar dengan total 187 yang di ikuti oleh Belanda 117 dan Spanyol 102.

Jika begitu apakah keberadaan pemain asing ini membantu dalam hal tim nasional Inggris ? dalam pandangan kami, sedikit banyak memang pemain asing ini memiliki pengaruh signifikan. Bahkan premier league justru sangat terbantu dengan keberadaan pemain asing ini, perbedaan gaya main dan peralatan training juga banyak diperbaharui berkat kehadiran pemain asing ini.

Satu lagi yang memiliki efek dari premier league adalah hilangnya kesabaran atas pelatih / manager. Ketika kita melihat manager-manager seperti Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger atau David Moyes sebagai contohnya, mereka memiliki orang-orang yang mempercayakan mereka untuk mengembangkan ideologi mereka dalam mengembangkan pemain muda.

Namun saat ini, dengan isu-isu pemecatan yang kian sering bahkan dalam waktu 1 atau 2 tahun saja, maka tak mengherankan pemain-pemain muda didikan tim menjadi jauh lebih sulit mendapatkan tempat utama untuk berkembang di tim utama. Kecuali jika sudah teruji dan sudah berada dalam waktu lama bersama klub contohnya Arsene Wenger di Arsenal, maka manager-manager lain akan memiliki resiko sangat tinggi untuk di pecat.

Isu lainnya yang tidak kalah penting adalah uang. Bahkan sejak awal pembentukan Premier League ini adalah gara-gara menyangkut uang. Penerimaan hak siar dari televisi mencapai titik rekornya di tahun 1992 dan hampir setiap periodenya setelah itu mencetak rekor-rekor baru.

Sky dan BT jika diakumulasikan akan mencapai total £5.14 Milyar dalam 3 tahun kontraknya untuk menyiarkan secara langsung liga Inggris. Itu berarti 71% kenaikan dari kontrak terakhirnya dan juga hal itu berarti setiap pertandingan yang disiarkan secara live akan seharga £10.19 juta !! Luar biasa…..

Hal ini akan menjadikan tiap klub di liga Inggris mendapatkan kenaikan uang masuk dari pendapatan hak siar dan mampu untuk lebih membelanjakan uang untuk mendatangkan pemain top dan memberikan gaji yang lebih wah.

Namun buruknya adalah, pendapatan yang semakin banyak tidak memberikan efek kemudahan atau keuntungan bagi para fans dan suporter. Di tahun 2015, Price of Football melakukan penelitian dan mengungkapkan fakta bahwa harga tiket semusim yang termurah di Emirates kandang Arsenal adalah £1014 sementara untuk yang termahal berada di kisaran £2013.

Sementara di Chelsea, Stamford Bridge termurah £750 dan termahal adalah £1,250. Bahkan tim baru promosi di musim ini Bournemouth memiliki harga termurah £550 dan termahal £760. Diantara seluruh tim premier league hanya Stoke City yang paling ramah terhadap fansnya dengan memberikan tiket termurah £294.

Dan yang paling mengejutkan Manchester City juga ternyata memberikan kemudahan tiket kepada fans nya dengan hanya mematok harga di kisaran £299. Tentunya harga-harga ini akan memberatkan fans dan tentunya para suporter dan fans tersebut berharap pihak klub Inggris bisa meniru apa yang dilakukan oleh klub-klub di Bundesliga Jerman.

Namun tentunya ini masih akan menjadi perdebatan, memang premier league Inggris mencapai kesuksesan yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir ini, kesuksesan mereka meraup keuntungan dan memiliki management yang mumpuni dalam mengurusnya menjadikannya sebagai lahan industri yang kian menguntungkan.

Namun apakah para fans dan suporter setia yang berdiri dibelakang mereka, selalu setia menemani baik dalam laga kandang dan tandang tidak berhak merasakan keuntungan dari hal itu ?

Sumber dan terima kasih kepada 

  • The Times, Saturday 28th June 1975, issue 59434, p. 23
  • The Times, Friday 19th September 1980, issue 60728, p. 11.
  • Sunday Times, 19 May 1985.
  • Match of the Day – 50 Years, Nick Constable, (BBC Books: 2014), pp. 144-148.
  • BBC News, 10 February 2015, http://www.bbc.co.uk/news/business-31379128
  • The Price of Football Study 2015, BBC News: http://www.bbc.co.uk/news/uk-34507719.
  • thefootballhistoryboys
Tags: , , memperbaharui atau menghancurkan sepakbola inggris, ,
About