Derby Manchester : Pertaruhan Kehormatan City dan United

Derby Manchester : Pertaruhan Kehormatan City dan United
Derby Manchester : Pertaruhan Kehormatan City dan United, – Rivalitas kedua tim terbesar dari Manchester Inggris, sudah berlangsung sangat lama. Namun tahukah anda kalau pada awalnya kedua suporter tim ini sebenarnya masih sangat harmonis hingga perang dunia ke II berkecamuk. Secara tidak langsung Hitler dengan Nazi Jermannya berperan serta atas terjadinya rivalitas panas antara kedua suporter.

Inggris yang tidak mau menyerah walau telah diancam perang oleh Hitler, akhirnya benar-benar di serang oleh Nazi Jerman pada 7 September 1940. Bom bom di jatuhkan oleh pesawat-pesawat tempur Nazi di berbagai kota strategis di Inggris, termasuk London, Manchester, Liverpool, Birmingham, Nottingham, Portsmouth, Coventry hingga Southampton.

Inggris pun luluh lantak, hampir seluruh bangunan pemerintahan, pusat industri, dan tempat-tempat strategis hancur lebur. Namun melalui sejarah kita mengetahui bahwa Inggris bersama negara sekutu akhirnya berhasil memenangkan peperangan dan mengisolasi Jerman dan membaginya menjadi dua yaitu Barat dan Timur.

Pasca serangan hebat tersebut, Inggris tampak mengerikan, debu dan puing-puing berserakan di seluruh jalanan. Bukan hanya London, Manchester juga mengalami hal yang sama. Tak terkecuali Old Trafford, yang menjadi salah satu korban keganasan angkatan udara Nazi Jerman dalam perang dunia ke II tersebut.

Periode ini lah saat-saat terakhir kedua tim terbesar asal Manchester terlihat harmonis. Sebelumnya sangat jarang sekali terdengar keributan atau perselisihan antar suporter kedua tim ini terjadi.

Bahkan City, pada saat itu mengizinkan Manchester United untuk menggunakan stadion mereka Maine Road sebagai laga kandang mereka, hingga Old Trafford selesai direnovasi.

Pada pertandingan derby tahun 1947 merupakan hari bersejarah dalam sepakbola Inggris, setelah pertandingan antara Manchester United melawan Manchester City mencatatkan rekor penonton di liga Inggris, kala itu tercatat Maine Road menampung hingga 83.260 penonton.

Namun keharmonisan tersebut akhirnya pupus, setelah muncul gesekan-gesekan terutama menyangkut masalah uang sewa stadion serta pembagian hasil jual tiket pertandingan. David Conn dalam Richer Than God: Manchester City, Modern Football and Growing Up (2014) menuliskan uang sewa Manchester United sebesar 5.000 Poundsterling tidak pernah dibayarkan oleh pihak MU kepada mereka.

Selain itu pertikaian antar Suporter juga mulai terjadi, dikabarkan beberapa suporter MU kerap mengejek beberapa pemain City setelah laga usai. Padahal suporter City mengklaim, mereka juga turut membantu pembangunan stadion Old Trafford melalui pajak, karena dana yang digunakan untuk pembangunan stadion MU tersebut di gunakan dari pemerintahan kota.

Geram oleh kondisi tersebut, pada tahun 1949 suporter City pun mengusir suporter Manchester United dari Maine Road dan mendirikan kelompok suporter mereka. Manchester United yang sudah dapat kembali menggunakan Old Trafford untuk menggelar pertandingan pun melakukan hal yang sama, dan semenjak itu pertemuan antara kedua tim ini tidak lagi sedamai dulu.

Persaingan panas baik didalam dan diluar lapangan yang tentu teringat adalah ketika George Best legenda Manchester United mematahkan kaki Glyn Pardoe pada laga derby yang berlangsung pada 12 Desember 1970. Empat tahun sesudahnya Mike Doyle dan Lou Macari yang membuat sensasi dengan tetap keukeuh berada di atas lapangan setelah di kartu merah oleh wasit.

April 1974 terdapat peristiwa yang tidak terlupakan lagi yaitu ketika Dennis Law yang sudah berganti klub dari MU ke City, mencetak gol indah lewat backheel ke gawang mantan klubnya tersebut. Sang pemain memang tampak tidak mau merayakan golnya tersebut, namun kondisi sebaliknya dilakukan oleh fans dan suporter City. Saking girang dan senangnya suporter City sampai-sampai turun ke dalam lapangan dan pertandingan pun dihentikan.

Di era setelah Premier League, tentu kita semua belum melupakan bagaimana Roy Keane menamatkan karir pemain City kala itu Alf-Inge Haaland saat pertandingan derby berlangsung di Old Trafford pada bulan April 2001. Saking panasnya derby kedua tim ini, dalam buku autobiografinya Keane mengaku sengaja melakukan hal tersebut dan tidak menyesali perbuatannya tersebut.

LAHIRNYA ISTILAH TETANGGA BERISIK

Walau sama-sama berada di premier league, namun sebenarnya secara prestasi jelas MU unggul jauh dibandingkan City di era 1990-an. Manchester merah berulang kali menjadi juara Premier League sementara City hanya berstatus “papan tengah” bahkan sempat beberapa kali terdegradasi ke divisi Championship.

Namun semua berubah kala Manchester biru diambil alih oleh milyuner asal Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour pada tahun 2008 dan menjadikan Manchester City sebagai salah satu klub terkaya di dunia yang berisikan skuad-skuad mentereng.

Perombakan besar-besaran City dimulai ketika mereka mendatangkan beberapa pemain kelas dunia dan memecahkan rekor transfer. Robinho di datangkan dari Real Madrid dengan banderol 32,5 juta Poundsterling. Musim berikutnya Gareth Barry, Roque Santa Cruz, Kolo Toure, Emmanuel Adebayor dan penyerang MU Carlos Tevez didatangkan ke Etihad Stadium.

Belum puas, David Silva, Aguero, Yaya Toure juga didatangkan sehingga semakin menjadikan City salah satu kandidat kuat juara liga Inggris. Persaingan kedua tim ini pun semakin panas. Bahkan manager Manchester United kala itu Sir Alex Ferguson pun tidak tahan untuk tidak melontarkan makian kepada rival mereka tersebut dengan menyebutnya sebagai “tetangga berisik”.

Ungkapan ini dilontarkan oleh Ferguson mengingat kesalnya, sang manager karena Carlos Tevez yang akhirnya berlabuh di Manchester City. Hingga akhirnya persaingan keduanya memuncak di musim 2011/2012.

Musim itu dua tim asal Manchester ini mendominasi liga Inggris, Memiliki poin sama di puncak, namun City lebih berhak berada di peringkat atas berkat keunggulan selisih gol. Di pertandingan terakhir City menggelar pertandingan di Etihad Stadium menghadapi Queens Park Ranger, sementara Manchester United menghadapi Sunderland.

Manchester United yang bertanding lebih dulu berhasil meraih kemenangan 1 – 0 atas Sunderland, dan harus menunggu hasil pertandingan City berakhir untuk menentukan gelar juara. City hingga menit ke 90 masih dalam kedudukan tertinggal 1 – 2 atas QPR. Para pemain Manchester United bahkan sudah berkumpul di tengah lapangan Sunderland untuk menunggu detik-detik pengumuman mereka menjadi juara liga.

Namun momen dramatis kemudian justru muncul, di menit ke 92 injury time Edin Dzeko menyamakan kedudukan menjadi 2 – 2, hasil tersebut masih belum cukup menjadikan City juara, namun dua menit berselang Sergio Aguero berhasil mencetak gol yang mengubah kedudukan menjadi 3 – 2 sekaligus menjadikan City menjadi juara. Puluhan ribu suporter City berpesta sementara para pemain Manchester United dan Alex Ferguson tertunduk lesu.

Kesuksesan tersebut menjadi yang pertama bagi City menjadi juara di era Premier League menjadikan mereka menjadi tim kelima yang mampu melakukannya. City pun menjadi salah satu tim papan atas Premier League, penampilan mereka pun cukup konsisten dibuktikan dengan kembali menjadi yang terbaik di Inggris pada musim 2013/2014.

Sementara MU sepeninggal Alex Ferguson yang memutuskan pensiun pada 2013 lalu, hingga kini belum lagi menemukan bentuk permainan terbaiknya.

Sumber : Bolacom, wikipedia, Skysports dan berbagai sumber lainnya

About